Pages

Monday, June 25, 2012

AKU TAK MENGERTI

Museum Kota Makassar - Makassar, South Sulawesi

“Selamat Pagi…”

Sapaan riang di pagi hari inilah yang selalu kutunggu-tunggu. Aku sampai rela bangun pagi untuk mempersiapkan diriku agar tampil cantik di depannya. Saat Ia melewatiku kuberikan senyum terbaik dan termanisku padanya.

“Kamu selalu tampak cantik ya..” Ia membalas senyumanku lalu membelai rambutku yang seketika membuat pipiku bersemu merah jambu.

Fardi namanya. Aku menyukainya sejak pertama kali bertemu dengannya di Museum ini. Yang kutahu, Ia menggantikan ayahnya yang sudah tua untuk merawat Museum ini. Di antara yang lainnya, Ia tampak begitu mempesona buatku. Ia sangat rajin dan ulet. Selalu datang paling pagi, tidak pernah mengeluh meski terkadang Ia harus sendirian membersihkan koleksi-koleksi museum yang jumlahnya ratusan ini sendirian saat teman-temannya kumat malasnya.

Aku selalu menemaninya. Ia sering menceritakan apa saja padaku. Tentang keluarganya, cita-citanya, makanan kesukaannya bahkan ia juga sering melontarkan lelucon yang membuatku tak tahan untuk tidak tertawa. Ia sungguh berbeda dengan lelaki-lelaki yang kukenal selama ini. Bersamanya membuatku nyaman dan aku ingin selalu bersamanya.

Aku tak mengerti, apakah ini namanya cinta?.

“Hai..”

Astaga, tanpa sadar ternyata ia yang kupikirkan sedari tadi telah berdiri di hadapanku. Wajahku kembali terasa panas.

“Hari ini aku akan memperkenal seseorang padamu. Aku sering menceritakan tentangmu padanya dan dia ingin sekali bertemu denganmu. Aku harap kamu juga menyukainya ya..” kata Fardi lagi-lagi sembari mengusap lembut rambutku.

Aku hanya memandangnya penuh tanya. Hatiku berdebar penuh rasa penasaran.

Suara bel pintu terdengar. Spontan Fardi langsung menoleh ke arah sumber suara. Saat itu juga raut wajahnya tampak berbeda ketika melihat sosok di ambang pintu tersebut. Wajah yang tak pernah ia perlihatkan padaku sebelumnya. Fardi segera menyongsong kedatangan wanita itu.

Aku mendesah kesal melihatnya. Wanita itu tak sebanding denganku. Jelas aku lebih cantik dan menarik dibandingnya. Dia manis dan sederhana. Rambutnya digelung dengan anak rambut terurai di sisi telinganya. Walaupun begitu Fardi terlihat memperlakukan ia begitu istimewa.

Wanita itu tersenyum saat melihatku.

“Jadi ini ya yang sering kamu ceritakan itu Far?” Ia mendekat untuk melihat sosokku lebih jelas. Wajahnya terlihat sumringah.

“Gimana, kamu terkesan kan? Ini salah satu favoritku. Ia selalu mendengar cerita-ceritaku.” Kata Fardi. Wanita itu mengangguk-angguk.

Ah, dia membanggakanku di depan wanita ini. Tapi itu tetap saja tidak menghilangkan rasa penasaran juga perasaan seperti terbakar dalam hatiku. Apakah aku cemburu?. Lagi-lagi aku tak mengerti perasaanku sendiri.

“Ah, aku lupa mengenalkan kalian..” Fardi merangkul wanita itu dan memandangnya mesra.

“Ini Fira, yang tadi ingin kukenalkan padamu Wilhelmina.. Dua hari lagi kami akan menikah..”

Fira membungkuk hormat padaku. “Senang sekali dapat berkenalan dan bertemu dengan anda Ratu Wilhelmina.. Saya mengagumi sosok Anda sejak mempelajari sejarah.”

Aku menatap Fardi dengan kecewa dan sedih. 
Seandainya saja aku bukan sebuah patung yang dipajang di Museum kota Makassar ini, pasti akulah yang memilikimu..

Patung Ratu Wilhelmina

15HariNgeBlogFF2 day 13, Setting : Museum Kota Makassar 

Info : Patung setengah dada Ratu Wilhelmina adalah salah satu koleksi di Museum kota Makassar
Gambar diambil dari sini

2 comments:

Leave your comment please.. thank you ;)