Pages

Sunday, January 20, 2013

CINTAKU MENTOK DI KAMU

Dia datang lagi.

Kali ini tidak melalui sebuah kado cantik, pesan-pesan manis maupun dering telepon yang benar-benar tak kupedulikan lagi.

Saat ini dia-Andre, mantan pacarku- berada di hadapanku. Entah angin apa yang sanggup membangunkannya sepagi itu hingga ia dapat tiba di depan rumahku ketika aku akan mengeluarkan mobilku dari garasi.

"Mau apa lagi?" ketus kataku menyapanya.

Wajahku pun kubuat tak bersahabat. Padahal sesungguhnya aku lemah melihatnya. Perasaan benci, (masih) sayang, rindu beradu dalam isi kepalaku. Setelah beberapa hari yang lalu aku dibuatnya apnue karena memergokinya sedang bermesraan wanita lain. Bukan hanya sekali itu, sebelumnya hampir tiga kali aku melihatnya seperti itu, hanya saja aku mencoba bertahan dan memberinya kesempatan.

Tidak, aku sudah bertekad untuk melupakan dan merelakannya! Aku harus kuat! Kusemangati diriku sendiri.

"Aku mau antar kamu ke kantor.." jawabmu. Matamu tegas memandangku.

Aku heran, mengapa ia masih berani bersikap seolah-olah tak membuat kesalahan besar padaku. Aku menggeleng tegas.
"Aku bawa mobil Ndre.. Makasih untuk tawarannya.." Kubergegas membuka pintu mobilku. Tetapi ia menghalangi.

"Please, Nay..." Ia memohon.

Hatiku mencelos. Haruskah aku mengalah?.

Baiklah, ini yang terakhir. Hatiku memutuskan.

Kupanggil Pak Sardi, supir keluargaku dan kuserahkan kunci mobilku padanya. Lalu kumelenggang ke arah mobil Andre. Dia tampak senang melihatku akhirnya menerima tawarannya.

"Langsung ke kantor ya Ndre.. Aku ga mau mampir-mampir.. Kalau mau ngomong, sekarang aja." kataku saat ia menghidupkan mesin mobil.

Andre hanya tersenyum sambil mengangguk. 

Sepanjang jalan aku diam saja menatap jalan. Andre pun sepertinya bingung untuk memulai pembicaraan. Ia hanya basa-basi menawarkan sarapan lalu selebihnya hanya menyetir saja. Aku kesal sekali melihat sikapnya.

Kubergegas keluar dari mobilnya setiba di parkiran kantor. Andre berteriak memanggilku. Aku tak mempedulikannya dan mempercepat langkahku. 

"Nay, Nay.. " 

Akhirnya ia dapat mensejajari langkahku. Aku berhenti.

"Apa?"

"Dengarkan aku dulu Nay.. Aku ga ada hubungan apa-apa sama perempuan itu. Waktu itu aku.. khilaf, Nay.. Maaf" kata Andre sambil menunduk.

"Oh gitu. Lalu?" Aku berguman tak sabar. 

Andre mengambil tanganku dan menggenggamnya.

"Nay, aku benar-benar menyesal.. Aku mohon kamu maafin salahku.. Tolong Nay, kali ini aku ga akan mengkhianati kamu lagi.. Aku.. janji Nay.. Sungguh."

Ia mencium tanganku. "Aku baru sadar sekarang Nay.. Ternyata cintaku mentok di kamu"

Beginilah curangnya lelaki dan lemahnya hati wanita. Sekejap aku diliputi kebimbangan dibuatnya. Namun akal sehatku cepat menyadarkanku. Kata-katanya memang manis, namun apa bisa dipercaya?. Huh, aku meragukannya. Lelaki seperti Andre ini sekali-kali harus diberi pelajaran.

"Maaf Ndre.." Akhirnya kulepaskan tanganku. Kutatap mata lelaki yang pernah menjadi kebanggaan hidupku itu.

"Nay.. kasih aku kesempatan sekali lagi"

"Pulanglah.. Carilah hati lain yang dapat kau sebut itu rumah.. Tetapi bukan aku.."

Kulihat Bella, sahabatku melambai dari ujung koridor. Aku pun bergegas menghampirinya dan meninggalkan mantan kekasihku itu meratapi penyesalannya.


#13HariNgeBlogFF day 7

No comments:

Post a Comment

Leave your comment please.. thank you ;)