Pages

Friday, September 21, 2012

TAK MUNGKIN

“Selamat Pagi…”

Sapaan riang di pagi hari inilah yang selalu kutunggu. Aku rela bangun lebih pagi dari biasanya demi mendapat senyum yang ceriakan hariku itu. Benar saja, saat melewatiku dia memberikan senyum yang sekejap memberi sensasi kupu-kupu di perutku. Dia berlalu pun aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.

Namanya Fardi. Aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali aku datang di tempat ini. Beruntung sekali Tuhan mempertemukan kami dalam ruangan yang sama sehingga aku dapat melihatnya setiap saat kumau. Di antara yang lainnya, aku boleh berbangga hati karena posisiku yang cukup dekat dengannya. Wajar saja dia lebih memperhatikanku. Ah, ge er sekali ya aku ini. Tapi memang benar, aku lah yang lebih sering diajaknya bicara. Dia menceritakan apa saja padaku. Tentang keluarganya, cita-citanya, lagu kesukaannya bahkan dia juga sering melontarkan lelucon yang membuatku tak tahan untuk tidak tertawa. Bersamanya membuatku bahagia. Aku ingin selalu bersamanya.

“Hai..”

Astaga, tanpa sadar ternyata dia yang kupikirkan sedari tadi telah berdiri di hadapanku. Pipiku bersemu merah saat ia menyentuhku. 

“Hari ini aku akan mengenalkan seseorang padamu. Aku sering menceritakan tentangmu padanya dan dia ingin sekali bertemu denganmu...”

Aku memandangnya penuh tanya. Siapa yang ingin bertemu denganku?. Hatiku berdebar dipenuhi rasa penasaran. 

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Spontan kami langsung menoleh ke arah sumber suara. Dari pintu yang terbuka tampak seorang wanita cantik yang wajahnya... Hei wajahnya sekilas mirip denganku. Hanya saja penampilan kami berbeda jauh. Wanita itu manis dengan penampilan yang sederhana. Rambutnya digelung dengan anak rambut terurai di sisi telinganya, pakaiannya pun hanya kemeja pink lengan pendek dan celana panjang hitam. Wanita itu tak sebanding denganku.

Aku lebih terkejut lagi ketika wanita itu menghambur ke pelukan Fardi. Dan wajah Fardi saat itu, wajah yang tak pernah ia perlihatkan padaku sebelumnya. Seolah melupakan keberadaanku, mereka berpelukan seperti dua orang yang lama tak bertemu. Aku mendesah kesal. Siapa sih wanita ini?. Beraninya memeluk pujaan hatiku di depan mataku. Aku bertanya-tanya dalam hati.

Wanita itu sekarang berjalan menujuku dan Fardi mengekor di belakangnya. Ia tersenyum ramah padaku dan kubalas dengan senyum masam. Nah sekarang kita lihat apa maunya padaku.

“Oh jadi ini ya yang sering kamu ceritakan itu Far?” Wanita itu mendekat untuk melihat sosokku lebih jelas. Wajahnya terlihat senang melihatku. 

“Benar sekali. Gimana? Ini salah satu favoritku. Kuberi nama Veronica..”

Wanita itu mengangguk-angguk dan tampak masih takjub melihatku. "Kamu hebat.. ia mirip sekali denganku.."

“Ah iya, aku lupa mengenalkan kalian..” Fardi kini merangkul wanita itu dan memandangnya mesra.

“Ini Fira, yang tadi ingin kukenalkan padamu Veronica.. Dia kekasihku yang baru datang dari Inggris. Aku melukismu untuk mengobati rasa rinduku padanya.. Dan dua hari lagi kami akan menikah..”

Hatiku sakit mendengarnya. Sebenarnya aku sudah tahu sejak awal jika tak mungkin melawan takdirku ini.
Seandainya saja aku bukan sebuah lukisan karyamu yang terpajang di ruang galerimu ini, pasti akulah yang akan memilikimu..

Indah senyumanmu takkan bisa pudar
Makin indah di hatiku
Walau ku sadari itu cinta yang tak mungkin jadi
Elyzia Muchalea - Cinta Yang Tak Mungkin (from OST Perahu Kertas)


-Tulisan ini untuk #30HariLagukuBercerita

No comments:

Post a Comment

Leave your comment please.. thank you ;)