“Apa lihat-lihat?”
Aku merengut manja padamu yang sedari tadi melirikku dengan
tatapan menggoda. Kamu tergelak.
“Masa ga boleh sih ngeliatin pacar sendiri..”
Aku tersipu mendengar katamu.
“Aku cuma mastiin, ini beneran kamu bukan sih yang ada di
sampingku sekarang.. Semoga aja ini bukan mimpi..” Kamu mempererat genggaman tanganmu.
Kali ini aku yang tergelak. “Segitunya..”
“Soalnya kan kamu pernah bilang, orang tuamu ngelarang kamu
ke sini..”katamu.
“Iya sih.. Tapi gimana dong, aku udah kangen banget sama kamu..”kataku.
Kulirik dari sudut mataku kamu tersenyum senang.
“Aku juga kangen kamu sayang..” Kamu merangkul pinggangku.
“Jadi sekarang mau kemana lagi kita sayang?”tanyamu sambil membukakan pintu
mobilmu untukku.
Malam telah semakin larut tanpa kami sadari. Namun di jalan tempat
kita berada sekarang ini masih tetap ramai. Aku sudah lelah karena seharian
ini kamu mengajakku berkeliling kotamu ini. Sekarang aku hanya ingin
beristirahat karena besok pagi aku harus kembali ke kotaku.
Ponselku berbunyi. Irna, temanku yang juga teman satu kampus denganmu bertanya apa aku jadi menginap di kostannya. Aku pun berkata
padamu kalau aku sudah lelah dan ingin diantar ke kostan Irna.
“Dimana kostannya Irna?” tanyamu. Aku menyebutkan
alamatnya.
“Hmm ga jauh kok dari kostan aku..” katamu sambil menghidupkan
mesin mobil.
"Eh kok malah ngeliatin aku bukannya jalanin mobilnya?"
“Sayang..”
“Sayang..”
Tiba-tiba kamu merengkuhku lembut dalam pelukanmu. Lalu kamu berbisik pelan di telingaku.
“Padahal aku masih ingin lebih lama lagi bersama kamu..”
***
Tubuhku seketika gemetar, teringat pelukmu di malam itu. Kamu yang berkata bahwa tak akan apa-apa, semua akan baik-baik saja. Kamu yang berjanji tak akan pernah meninggalkanku.
Teringat setiap menit dan detik kejadian yang kita perbuat malam itu. Teringat rasa mual dan coretan di kalender yang kubuat dengan cemas beberapa minggu setelahnya. Teringat paniknya saat kumelihat hasil testpack yang kubeli diam-diam di apotik.
Teringat betapa murkanya ayah dan ibu yang mati-matian mempertahankan keberadaanku di rumah. Walau pada akhirnya aku memilih pergi untuk mencarimu.
Teringat setiap menit dan detik kejadian yang kita perbuat malam itu. Teringat rasa mual dan coretan di kalender yang kubuat dengan cemas beberapa minggu setelahnya. Teringat paniknya saat kumelihat hasil testpack yang kubeli diam-diam di apotik.
Teringat betapa murkanya ayah dan ibu yang mati-matian mempertahankan keberadaanku di rumah. Walau pada akhirnya aku memilih pergi untuk mencarimu.
Namun sejak itu kamu menghilang ..
Kuusap perutku yang semakin hari makin membesar. Terlambat sudah jika kini kumenyesali kebodohanku ..
For all the things that you saidFor all the lines that we playedFor all the very best datesHow could you do this to me
For all the love that we shareFor all the times that we blendFor all the path we walk downHow could you do this to me
How Could You - The Triangle (From OST Perahu Kertas)
-tulisan ini untuk #30HariLagukuBercerita dengan tema "Elegi Harapan Palsu"
No comments:
Post a Comment
Leave your comment please.. thank you ;)