Pages

Sunday, January 13, 2013

MY AMAZING LIFE (PART 1)

Assalamualaikum..
Aaahh akhirnya saya ada waktu lagi untuk nge-blog.. Kangen sekali rasanya dengan dunia tulis-menulis. Sebenarnya bukan tanpa alasan saya off dulu dari dunia blogging, karena terlalu banyak hal yang terjadi sama saya beberapa bulan belakangan ini. Hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, dan membuat saya tak henti-hentinya bersyukur. Allah sungguh teramat baik untuk saya.

Lewat blog ini saya ingin berbagi cerita tentang hidup saya yang penuh kejutan. Kenapa saya bilang kejutan? Karena memang begitu adanya. Semua berawal sejak saya menyelesaikan pendidikan dokter saya tahun 2011 lalu, selesai koass masih harus berkutat dengan skripsi dan ukdi. Cerita tentang skripsi dan ukdi saya sudah pernah saya ceritakan di blog ini beberapa bulan lalu. Perjuangan saya akhirnya berbuah manis pada 9 Juni 2012. Akhirnya gelar dokter pun resmi dituliskan di depan nama saya. Alhamdulillah...

Bai'at Dokter Muslim 9 Juni 2012

Setelah ini harusnya saya sudah mulai bisa praktek di klinik, namun jujur saja ketika itu saya belum mau. Entah mengapa saya takut sekali untuk praktek. Setiap ada tawaran untuk jaga selalu saya tolak dengan berbagai alasan, bahkan saya sampai menghilang dari peredaran karena ketakutan disuruh jaga klinik tersebut. Beberapa bulan kerjaan saya hanya di rumah, menulis juga terkadang keluar jalan-jalan sendiri. Seperti orang depresi saja. Sampai akhirnya saya melawan rasa ketakutan itu dengan mencoba menerima tawaran untuk menjadi dokter di pusat perbelanjaan. Tugasnya hanya mengecek kadar gula darah dan konsultasi. Saat itu rasanya ada kepuasan tersendiri ketika saldo rekening tabungan saya bertambah, dan itu membuat saya ketagihan. Saya pun mulai mencoba membuka diri lagi, bertanya dengan teman-teman yang sudah lebih dulu berkarir.

Orang tua saya pun juga tak tinggal diam. Ayah saya diam-diam memasukkan lamaran dan cv saya ke berbagai rumah sakit di Jakarta. Bahkan saya juga diajak menemui seorang dokter di bekas kantor beliau untuk menitipkan lamaran di rumah sakit tempat dokter itu bekerja. Selain itu saya dan Bunda juga pernah sampai mendatangi sebuah rumah sakit di daerah bekasi untuk memasukkan lamaran. Di situ kami sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari security. Padahal saya memasukkan lamaran ke RS itu atas perintah langsung dari yang punya RS tersebut di pusatnya. Sebenarnya saya sempat kesal karena saya belum mau masuk ke rumah sakit, membayangkan keriuhan di rumah sakit membuat nyali saya ciut lagi.

Selain itu, saya juga mencoba tes CPNS depkes dan BNN. Sayangnya yang depkes tidak lolos seleksi administrasi, sedangkan yang BNN hanya sampai tahap tes tertulis. Saat tes tertulis itu saya bertemu dengan beberapa teman yang sudah bekerja dan bertukar cerita dengan mereka. Atas saran dari salah satu teman yang saya temui saat itu, saya mencoba memasukkan lamaran ke sebuah klinik kecantikan. Teman saya saat itu sedang training di situ. Itu adalah pertama kalinya saya memasukkan lamaran atas usaha sendiri.

Tak lama dari itu suatu siang saya mendapat telepon. Ternyata panggilan wawancara dari sebuah rumah sakit di daerah Parung - Bogor. Saya bingung karena saya merasa tidak pernah memasukkan lamaran ke situ dan tidak pernah mendengar nama RS tersebut. Namun tak urung saya iyakan saja panggilan wawancara itu. Ternyata yang memasukkan lamaran adalah ayah saya. Seperti biasa saya kesal karena ketakutan saya muncul lagi. Saya benar-benar panik karena ini adalah interview saya yang pertama kali. Ketika itu saya ke RS diantar oleh ayah. Ayah sampai izin dari kantor untuk menemani saya. Ada tiga orang dokter yang akan wawancara saat itu termasuk saya. Semuanya wanita dan mereka lebih senior dari saya. Yang satu setahun di atas saya, lulusan universitas negeri di Sumatra, sudah internship dan pernah bekerja. Yang satu lagi angkatan 1999 lulusan universitas swasta di Jakarta, sudah PTT dan sudah berpengalaman di berbagai klinik. Nyali saya ciut lagi, rasanya saya tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Pengalaman saya benar-benar nol. Namun saya bersikap seolah saya sudah berpengalaman juga walau sedikit. Akhirnya tibalah saatnya saya diwawancara. Dokter pewawancaranya ramah dan bersahabat. Pikiran saya tentang interview yang mengerikan benar-benar tidak terjadi. Alhamdulillah interview saya berjalan lancar walaupun gugup saat ditanya tentang ilmu kedokteran, haha karena saya gugup jadi blank semuanya. Padahal pertanyaannya cukup mudah, untungnya dokternya memberi saya clue untuk menjawabnya. Setelah wawancara, kami diberitahu untuk menunggu kabar selanjutnya untuk psikotest. Tak lama setelah saya tiba di rumah, saya langsung mendapat telepon untuk mengikuti psikotes dua hari lagi. Saya sempat bertukar pin bb dengan salah satu senior yang tadi diwawancara bareng saya. Dia juga dipanggil untuk psikotest. Dua hari kemudian saya pun mengikuti psikotest yang dilaksanakan di rumah psikolognya langsung di daerah tangerang. Saya ke sana diantar oleh ayah dan bunda. Sampai di sana saya yang paling pertama datang kemudian disusul dua kakak yang kemarin juga diwawancara. Pulang pun kami bersama-sama dan saling bertukar cerita. Saya banyak bertanya pada mereka karena mereka lebih berpengalaman. Oh iya saat mengerjakan psikotest saya hanya pasrah saja apapun hasilnya. Yang penting saya sudah pengalaman pernah mengikuti interview dan psikotest hehe..

Beberapa hari setelah psikotest, lagi-lagi di suatu siang saya mendapat telepon. Namun bukan telepon dari RS yang kemarin memanggil saya interview. Telepon ini dari klinik kecantikan yang lamarannya saya masukkan sendiri. Saya dipanggil untuk interview pukul 9 malam. Astaga.. malam sekali ya. Namun saya tetap mengiyakan. Saya ke sana diantar ayah karena tidak tahu tempatnya walaupun tidak terlalu jauh dari rumah. Walaupun sudah pernah mengalami interview sebelumnya tetap saja saya dag dig dug. Selain saya, ada satu orang lagi yang diwawancara dan ternyata kami satu almamater, kakak ini angkatan 2002. Dokter yang mewawancara adalah sepasang suami istri pendiri klinik kecantikan tersebut. Wawancaranya hanya beberapa menit saja lalu saya diberitahu untuk menunggu panggilan berikutnya. Beberapa hari kemudian saya pun dipanggil untuk mengikuti training di klinik kecantikan tersebut. Alhamdulillah.. Walaupun training, tapi di sini saya juga mendapat gaji. Inilah pengalaman kerja pertama saya...



to be continued . . .

3 comments:

  1. salam kenal, Ayu ^^. seneng ketemu temen sejawat di sini..aku lulus angkatan 2007, smrg PNS kemenkes. tertarik nih utk melamar di klinik kecantikan.. boleh share pengalamanmu ngga? alamat mailku rurimailbox(at)gmail(dot)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo Ruri.. wah hebat udah PNS..
      hmm baca aja di part 2 nya yaa hihihi

      Delete
    2. iyaa, aku udah baca sampe part 3 lho ^.^v PNS kok hebat?aku malah merasa ilmuku mulai stagnan di sini. dulu sebelum jadi PNS, sempet jaga di RS swasta juga yg lumayan besar. pasiennya banyak, kasusnya macem-macem dari kasus histeria atau pura-pura sakit sampe yang pake CPR-CPR-an.. alhamdulillah jadi dapet banyak ilmu..tapi capek banget, Ayu,sampe-sampe waktu yg tersisa kebanyakan kupake buat tiduuur melulu xp
      bukannya ga bersyukur dg pengalaman2 yg udah kulalui, tapi aku cuma ingin melangkah lebih jauh lagi. pingin sekolah lagi, tapi saat ini masih nabung dulu :). good luck ya di RS tempat kerja yg baru!

      Delete

Leave your comment please.. thank you ;)