Pages

Thursday, March 8, 2012

SOMEONE LIKE YOU



Aku melipat mukena unguku dan kumasukkan ke dalam tas. Lalu aku beranjak ke pojok tempat cermin besar disediakan untuk para wanita merapikan dandanannya seusai shalat. Mushalla yang kudatangi ini terletak di dalam salah satu mall di pusat kotaku. Suasananya nyaman dan bersih, membuat jamaah yang datang untuk shalat betah berlama-lama di dalamnya. Termasuk aku.

Aku mematut diriku di depan cermin. Memoles sedikit bedak agar wajahku kembali segar dan lipgloss di bibir. Kurapikan hijabku sebelum melangkah keluar.

Di luar tampak ramai orang-orang yang antri untuk masuk ke mushalla. Aku mengucap syukur dalam hati. Di tengah hingar-bingar mall, orang-orang ini ternyata tidak melupakan penciptanya.

Aku mengambil sepatuku di tempat penitipan, lalu memakainya sambil duduk di sofa yang disediakan. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sosok yang duduk di sofa yang terletak di hadapanku. Nafasku serasa terhenti seketika.

Kamu??

Sosok lelaki itu kini menunduk merapikan tali sepatunya. Aku menatapnya lekat-lekat, memastikan penglihatanku tidak salah. Kemudian lelaki itu kembali duduk tegap, pandangannya seperti mencari-cari entah siapa. Kali ini aku benar-benar menatapnya tanpa berkedip.

Penampilannya santai dan sederhana dengan berkaus kerah biru tua dan celana jins abu-abu. Walaupun sedang duduk, jelas terlihat posturnya tinggi jangkung dengan dada yang bidang. Kulitnya sawo matang dan berambut ikal. Kacamata bingkai hitamnya menambah kesan dia terlihat pintar.

Mirip sekali dengan kamu.. Mungkinkah itu kamu?. Kita kan juga sering mendatangi mushalla ini ketika sudah masuk waktu shalat saat sedang jalan-jalan di mall ini. Dulu.

Aku pun jadi teringat pada sosok kamu yang pernah menemani hari-hariku beberapa tahun lalu. Kamu yang sangat kucinta namun tega memberiku luka. Kamu yang perawakannya mirip sekali dengan lelaki yang ada di hadapanku ini. Aku tak pernah ingat apa kamu punya kembaran. Atau inikah fakta dari pernyataan bahwa di dunia ini setidaknya ada 7 orang yang mirip dengan kita?

Aku benar-benar penasaran. Siapa lelaki ini?. Mengapa ia begitu mirip denganmu.  Kupikir ini adalah halusinasi karena terkadang aku masih merindukanmu hadir di hidupku. Tetapi rasanya belakangan ini aku sudah tidak pernah lagi memikirkanmu.

Ups, lelaki ini sepertinya mulai sadar kalau dirinya kuperhatikan sedari tadi. Pandangan kami bertemu. Dia menatapku. Bahkan caranya memandang mirip sekali. Tatapannya seperti membuatku tertelan masuk ke dalamnya. Aku berdebar senang. Love at the first sight. Aku jatuh cinta pada sosok yang bahkan namanya aku tak tahu. Sungguh konyol.

Aku merasakan sepertinya lelaki itu menatapku dengan pandangan bertanya. Apa lelaki itu juga merasakan hal yang sama denganku?. Jangan-jangan lelaki itu juga punya seseorang di masa lalu yang mirip denganku. Haha, pede sekali diriku.

Hei, lelaki—mirip kamu ini kini tersenyum padaku. Jantungku berdebar kencang, perutku serasa bergejolak. Aku merasakan wajahku memerah. Sudah lama aku tak merasakan perasaan seperti ini. Perasaan yang sama saat aku berdebar bersamamu dulu.

Andai saja itu benar-benar kamu..

Ternyata aku belum benar-benar move on..

Baru saja kuputuskan untuk menghampiri lelaki—mirip kamu untuk menyapanya lebih dekat, sosok lelaki lain sudah lebih dulu menghampiriku. Tunanganku. Mungkin lebih tepatnya seseorang yang tak kucinta namun kuterima saja untuk mengobati luka hatiku sepeninggalmu.

Aku berdiri menyambutnya. Tunanganku ini mengajak makan karena ia sudah kelaparan. Dengan berat hati kuikuti langkahnya meninggalkan mushalla. Kusempatkan untuk melirik sosok lelaki—mirip kamu yang kini menatapku seperti kecewa seraya melempar senyum kecil.

Semoga saja ini bukan pertemuan kita yang terakhir… 

No comments:

Post a Comment

Leave your comment please.. thank you ;)