Seperti biasa, aku dan kamu menghabiskan sisa hari itu
dengan berbincang di sebuah kafe favorit kita. Dua gelas lemon tea hangat menemani
canda kita senja itu. Aku tak pernah bosan, menatapmu yang bersemangat dengan
cerita-ceritamu, tergelak dengan tingkah konyolmu, memandang senyum manismu.
Wajar saja, sebab kita hanya bisa bertemu seperti ini seminggu sekali. Tentu
saja aku tak bosan, sebab hubungan jarak jauh ini selalu membuatku rindu
padamu.
“Hei, besok kamu ulang
tahun kan ya?” tiba-tiba kamu membuyarkan lamunanku.
Aku mengangguk.
“Ah, tapi kamu besok
udah ga di sini..” kamu menatapku sedih. Aku terdiam. Teringat besok pagi aku sudah harus terbang lagi ke kota tempatku bekerja.
“Yaudah.. aku minta
kadonya sekarang deh..” kataku.
“Memangnya kamu mau
kado apa?” tanyamu. Aku tertawa sambil mengacak ponimu.
“Eh serius.. selama
ini aku ga pernah tau kamu maunya apa.. Aku kan kalo ngasih kamu hadiah
barang-barang yang aku pikir kamu butuh karena udah jelek atau rusak..”
katamu.
“Aku mau kamu..” jawabku.
“Haaa??”Cubitanmu mendarat di perutku.
“Serius.. aku mau kamu..
ada kamu di sampingku kayak gini, pokoknya aku pengen sama-sama kamu di hari
ultahku..” aku menatapmu. Wajahmu kini tampak muram.
“Itu kan susah.. kalau
dulu saat kita ga terpisah kayak gini mah gampang.. sekarang?”
Sejenak kami pun terdiam. Aku membayangkan saat-saat dahulu. Saat kami masih bersama di kota ini. Sebelum kepergianku karena pekerjaanku. Aku rindu. Mungkin memang tak mudah menjalani hubungan seperti ini. Pertengkaran pun acap kali
mewarnai hubungan kami, namun aku takjub juga kami bisa menjalaninya hampir dua
tahun belakangan ini.
Kepalamu kini bersandar di bahuku. Aku menyandarkan lagi
kepalaku lalu membelai rambut panjangmu.
“Hei, bukankah kamu
pernah bilang.. walaupun raga kita terpisah, hati kita akan tetap satu..”kataku.
Kini kamu memandangku dalam. Ada binar indah di mata indah itu.
“Kalau gitu kita janji yuk.. Setiap kita ulang tahun, kita harus ngerayain bareng dan ngasih ucapan selamat ulang tahun..
Sampai kapanpun, walaupun kita terpisah atau udah ga bisa bersama lagi..” usulmu.
Aku berpikir sejenak. “Ga
mau ah..”
Kamu cemberut.
“Kan kita akan selalu bersama..”
lanjutku. Kamu mencubitku lagi.
“Mana jari
kelingkingnya?” Kamu meraih jari kelingkingku.
Jari kami pun bertaut. Kemudian sebuah janji jari kelingking pun
terucap. Aku pun mencium lembut keningmu.
***
Pesta ulang tahunku malam ini meriah sekali. Seperti biasa, suamiku membuat
kejutan untukku. Aku tentu saja senang namun dalam hatiku masih merasa ada yang kurang.
Aku pamit berlalu sejenak dari hingar bingar pesta. Kulepaskan pelukan suamiku, kubiarkan ia berbincang dengan yang lain. Aku tak peduli.
Kulihat
ponselku, ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab. Namun nama yang kucari
tetap tak ada. Pandanganku kini beralih ke halaman rumahku, berharap ada sebuah mobil yang sangat
kukenal ada di antaranya. Namun tetap tak ada.
Aku kesal. Tak terasa air mataku mengalir.
Tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah pesan singkat kuterima.
Selamat ulang tahun, kamu..Walaupun kita tak lagi bersama, hati kita selalu satu kan.. sampai kapan pun..Maaf, aku tak hadir malam ini.. aku tak mau lagi mengacaukan pestamu seperti tahun lalu..Love you, always..
Walau aku tak mengenali nomor pengirimnya, tapi aku tahu ini
pasti dari kamu. Pikiranku melayang ke setahun silam. Suamiku yang menghajarmu
karena kedatanganmu di pesta ulang tahunku. Ya, sebab ia tahu, kami masih saling mencintai.
Terdengar suara panggilan suamiku dari dalam mencariku. Lekas kuhapus air mataku. Kubaca pesanmu sekali lagi.
Selamat ulang tahun, kamu..
Delete all message in the chat?
Delete.
-FF ini spesial untuk merayakan ultah masmin kece @momo_DM .. Happy bday mas Mo.. ;))
info #FFSpesial ada di sini
-FF ini spesial untuk merayakan ultah masmin kece @momo_DM .. Happy bday mas Mo.. ;))
info #FFSpesial ada di sini
No comments:
Post a Comment
Leave your comment please.. thank you ;)