Pages

Friday, February 24, 2012

UNDANGAN




Itu kamu.


Ya, aku tak mungkin salah mengenalimu. Bahkan tanpa kacamata minusku yang tertinggal di rumah dan hanya sosok yang nampak dari belakang, aku sangat yakin kalau itu kamu.

Sedang apa kamu di sini?

Aku bertanya-tanya dalam hati. Sepertinya kamu sudah tidak ada urusan lagi di kampus ini. Tidak seperti aku dan beberapa teman yang masih berkutat dengan tugas akhir yang memuakkan.

Aku masih memperhatikanmu dari kejauhan. Tepatnya dari depan pintu toilet wanita tak jauh dari tempatmu mengobrol dengan teman-temanku. Kira-kira apa yang sedang dibicarakan ya, pikirku. Sesekali wajah teman-temanku terlihat serius, kemudian tergelak. Ah mungkin kamu sedang melontarkan lelucon terbarumu. Sebenarnya aku ingin sekali bergabung. Tapi mengingat kejadian setahun yang lalu rasanya lebih baik aku menjauh dulu darimu. 

"Jadi itu sebabnya kamu menjauh?" katamu padaku saat itu. Aku diam. Mencoba mencari kata-kata yang tepat.

"Apa pantas kamu tanyakan hal itu pada orang yang pernah kamu kecewakan?"aku balik bertanya padamu. Terlihat jelas dari wajahmu kalau kata-kataku cukup menohokmu.

Aku mengenalmu sebagai sosok senior baik hati yang siap siaga membantu adik-adiknya dalam urusan perkuliahan. Sampai akhirnya kita pun semakin dekat. Setelah berbulan-bulan kebersamaan kita, baru kutahu ternyata kamu sudah menjalin cinta dengan perempuan lain. Memang salahku juga tak pernah meminta kejelasan hubungan kita. Sampai kulihat perempuan itu ada bersamamu dan orangtuamu saat upacara kelulusan dan kamu memperkenalkannya sebagai tunanganmu.

Lalu apa peranku selama ini? Wanita pengganggu?
Atau wanita kesepian yang mengemis cintamu?

Entahlah. Hanya kamu yang tahu jawabannya. Aku pun tak ingin mendengar jawabmu.
Tapi mengapa saat aku mencoba menyatukan lagi kepingan hatiku, saat aku mencoba meraih bahagiaku tidak denganmu, kamu malah menghakimiku seolah-olah aku yang meninggalkanmu.
Rasanya aku ingin menyodorkan sebuah cermin besar ke hadapanmu.

"Jadi, kamu bahagia dengannya?" kamu melirik tak suka ke arah dimana seorang lelaki berkacamata yang sedang memandang kita dari kejauhan. Lelaki itu tak sedetikpun mengalihkan pandangannya dari kita. Dia sedang menungguku. Lelaki yang menyayangiku namun kumanfaatkan untuk membuatmu cemburu.


"Menurutmu?"


"Aku .. Aku hanya tak bisa melihatmu dengannya.." kamu mendengus kesal.


"Egois sekali kamu! Sudahlah, kita akhiri saja semua ini .. Jangan pernah temui aku lagi." putusku.


"Permisi.." sebuah suara mengembalikanku dari memori setahun yang lalu.

Ternyata sejak tadi aku melamun di depan pintu toilet dan menghalangi jalan orang yang akan masuk. Aku tersenyum meminta maaf dan segera beranjak. Kupercepat langkahku saat melewatimu dan teman-temanku.
Semoga mereka tidak melihatku..

"Maya!!"

Terlambat, mereka lebih dulu melihatku. Kamu ikut menoleh, agak terkejut melihatku. Kita saling berpandangan.

Hei, sudah setahun ya.. Setelah kejadian itu kututup mata dan telingaku setiap mendengar tentangmu. Saat tak sengaja bertemu pun kita seperti orang asing. Selain itu aku juga harus menjadi bahan ledekan beberapa temanku yang mengetahui jika pernah ada sesuatu yang istimewa antara kita.

Aku berusaha menormalkan raut wajahku. Kutarik nafas dalam-dalam. Ini pertama kalinya aku melihatmu dari jarak dekat lagi.

"Hai hai .. lagi kumpul-kumpul ya?" sapaku.

"Sini May, ini biasa kak Dhani .. tahu-tahu datang ikut nimbrung.." kata seorang temanku.

"Katanya dia mau ngasih pengumuman.." kata yang lain.

Mereka menatapku penuh arti. Sial, lebih baik aku acuhkan saja panggilan mereka tadi. Kulirik kamu dari sudut mataku. Aku jadi penasaran ada pengumuman apa.

Kulihat kamu mengeluarkan sesuatu dari tasmu. Sebuah undangan cantik bertinta kuning keemasan. 

Aku menunduk, pura-pura sibuk membuka blackberry-ku dan membaca pesan yang kuterima tadi malam. Pesan darimu yang membuatku kembali berharap. Semoga kamu kembali padaku.

From : Dhani
Aku kangen kamu May. Aku ingin ketemu. Aku ingin bilang, aku masih sangat menyayangimu.
Tidak, cukup sudah. Ini yang terakhir. Tak akan ada pertemuan lagi.
Pun tak akan ada cinta untukmu lagi.

Selamat untuk pernikahanmu ..

But in the end
It doesn't even matter..
In the end - Linkin Park

1 comment:

  1. Mirip lagi ini.... haduhhh..

    yah semoga tak kan ada cinta ini untukmu.:)

    ReplyDelete

Leave your comment please.. thank you ;)