Pages

Wednesday, February 1, 2012

MALAIKAT CINTAKU

: Sinta

Aku berdiri di depan sebuah coffee shop yang katanya cukup terkenal di kota ini dengan tidak bersemangat. Kutatap pantulan diriku di kaca pintu masuk sebelum membukanya. Ah, kusutnya diriku ini. Mata sembab, muka kucel, jilbab acak-acakan. Kurapikan jilbabku asal saja sebelum memasukinya. Malu dilihat orang kalau penampilan acak-acakan begini. Apalagi aku bukan orang asli kota ini.

Aroma khas kopi segera tercium saat aku membuka pintu. Sejenak mataku mencari-cari tempat yang kosong. Rata-rata tempat yang nyaman sudah terisi. Ada tiga pasang kekasih, dua orang wanita, juga beberapa bapak-bapak yang sepertinya sedang meeting. Yes, ada tempat nyaman di sudut dekat kaca yang belum terisi. Setengah berlari segera ku menuju ke sana. Setelah duduk seorang pelayan menghampiriku menanyakan pesananku. Aku tidak suka kopi, jadi aku memesan hot chocolate, minuman favoritku.

Sambil menunggu pesanan datang, aku bertopang dagu memandang sekitarku. Kulihat pasangan kekasih di pojok dekat jendela berlawanan dari tempatku berada. Posisi mereka menghadap ke arahku, jadi aku bisa melihat wajah mereka. Ah, cakepnya cowo itu, gumanku dalam hati melihat lelaki berjambang tipis dengan kaus biru itu. Dia sedang asik dengan notebook-nya, sepertinya dikejar deadline. Wanita di sampingnya manis, membaca novel dengan menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. Romantisnya.. Alangkah senangnya jika aku yang menjadi wanita itu. Sepertinya si wanita sadar kalau kupandangi dari tadi, segera kualihkan pandanganku ke arah lain.

Di salah satu meja yang lain, ada sepasang kekasih juga. Sepertinya mereka backpacker dan akan liburan bersama, dilihat dari ransel besar di bawah meja mereka. Mereka terlihat bersemangat sekali. Di sudut lain ada juga sepasang kekasih, kulihat tangan lelakinya menggenggam tangan wanitanya. Sepertinya lelaki itu sedang membujuk wanitanya yang sedang ngambek. Aku memandangi mereka dengan iri. Ah, mengapa banyak romantisme di sekitarku di saat aku sedang berduka seperti ini?. Sepertinya hanya aku wanita malang yang ada di ruangan ini.


Kualihkan pandanganku ke meja lain. Ada dua wanita yang tak jauh dari tempat pasangan backpacker. Oh, kulihat salah satu wanita itu menangis. Entah apa yang dia tangisi. Ternyata bukan aku satu-satunya yang sedang berduka. 

Minuman pesananku datang. Kuhirup aroma coklat panas itu dan meminumnya perlahan. Melihat wanita yang menangis tadi aku jadi teringat alasan mengapa aku bisa ada di coffee shop ini. Pikiranku melayang ke beberapa jam yang lalu, sebelum aku tiba di sini. Tadinya aku hendak menuju kampus pacarku, memberi kejutan di hari ulang tahunnya ini. Aku sudah membawa kue ulang tahun yang kubeli di toko kue terkenal di kotaku kemarin, dan malamnya aku sudah naik kereta api menuju kota tempat pacarku berada ini. Sepanjang jalan aku sudah membayangkan pasti dia akan terkejut senang melihatku datang. Apalagi kami sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-masing dan komunikasi kami akhir-akhir ini juga kurang baik. 

Setibanya di kota ini, sahabatku menjemputku. Aku memang sudah minta tolong padanya untuk menjemputku dan mengantarku ke kampus pacarku yang juga satu kampus dengannya. Aku sangat antusias begitu tiba di kampus dan bergegas menuju gedung fakultas tempat pacarku berada. Namun apa yang kuharapkan dengan kenyataan yang terjadi sebaliknya. Saat aku bertemu dengan pacarku, dia sedang bersama seorang wanita yang tak kukenal. Mereka berbincang begitu mesra, dan kulihat wanita itu memberikan sebuah hadiah untuk pacarku. Aku lebih terkejut lagi saat kulihat pacarku itu mencium wanita itu kemudian menatapnya dengan tatapan yang seharusnya dia berikan hanya untukku, pacarnya.

Hampir saja kulabrak mereka namun sahabatku menahannya. Pacarku itu terkejut bukan main saat melihatku. Wanita yang bersamanya pun terkejut melihatku. Wajah mereka salah tingkah. Tapi mereka tidak bisa mengelak lagi, toh aku sudah melihat semuanya. Segera kuberikan kue ulangtahun itu dan bergegas meninggalkannya. Tak peduli pacarku itu menahanku untuk memberikan penjelasan. Kutepis tangannya dan aku berlari meninggalkan kampus tersebut. Harusnya kutampar dulu dia tadi, sesalku kini.

Ah, tak terasa air mata mengalir di pipiku. Air mata yang sejak tadi kutahan. Kutolak tawaran sahabatku yang ingin mengantarkanku ke stasiun untuk pulang lagi ke kotaku. Aku bukannya menuju stasiun malah mampir ke coffee shop ini. Biarlah, toh keretaku datang jam lima sore. Masih banyak waktu. Aku ingin menenangkan diri dulu.

Bodohnya aku, harusnya aku sadar kalau ada banyak perubahan dari pacarku itu. Memang seharusnya aku tidak percaya pada hubungan jarak jauh. Kupikir tidak ada masalah karena kami sudah melewati tahun ketiga kami. Namun kenyataannya… 

Ponselku tiba-tiba berbunyi. Pesan dari sahabatku. Ternyata dia mengkhawatirkanku dan menanyakan keberadaanku. Kukabari dia bahwa aku baik-baik saja dan sekarang berada di coffee shop, tapi aku tidak mau dia menyusulku ke sini.

Udah ya jangan nangis lagi, Ta.. Sebentar lagi aku kirim malaikat ke sana.. Pokoknya sebentar lagi kamu pasti tersenyum lagi deh. Isi pesan singkat terakhir sahabatku membuatku tersenyum.  

Malaikat apa?. Ah, sahabatku ini ada-ada saja.

“Maaf..” tiba-tiba sebuah suara mengagetkanku. 

Di hadapanku ada seorang lelaki yang tidak kalah tampan dari lelaki berjambang tadi. Aku terpana. Ini mimpi atau bukan sih?. Lelaki itu tersenyum, mengulurkan tangan padaku.

“Apa kamu yang namanya Sinta, sahabatnya Reza?Maaf membuatmu terkejut..Saya Aldi..”Aku masih tertegun menatap lelaki itu.

“Ah iya, saya Sinta.. Iya sahabatnya Reza..”kuulurkan tanganku padanya. Ada sedikit debaran di dadaku.

“Boleh saya duduk di sini?Kata Reza kamu sedang butuh malaikat.. Tapi kayaknya Reza salah deh..Masa malaikat butuh malaikat..” Kata-kata lelaki bernama Aldi ini langsung membuat wajahku memerah. Malu.    

Aku melihat ke sekelilingku. Wanita yang bersandar di bahu lelaki tampan berjambang tadi sekilas tersenyum padaku. Pandangannya seperti mengatakan, jangan menangis lagi, tersenyumlah, lelaki ini lebih pantas untukmu..
Aku membalas senyumannya. 

Ah sepertinya setelah ini aku juga akan mengalami romantisme seperti pasangan-pasangan kekasih tadi..
Semoga..

- mencoba menyambung fiksi-fiksi keren nya @adit_adit, @firah_39, @WangiMS, @_raraa  dan @hildabika 
-Baca juga #FFberantai lainnya di sini

2 comments:

  1. waahh fiksi2 keren?? ada cerita lanjutannya gitu??

    dari kemarin baca2 cerita dokter tapi gk bisa komen. gagal terus gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo diah..
      iya, aku coba ngelanjutin fiksi2 dari yang udah mereka tulis.. klik aja nama-nama yang ada di akhir cerita ini..

      mkasih ya udh mampir.. ;)

      Delete

Leave your comment please.. thank you ;)