Pages

Monday, February 13, 2012

PERMEN COKELAT


Sore itu sepulang kantor aku tidak langsung menuju rumah. Aku sedang suntuk dengan pekerjaanku yang akhir-akhir ini membuatku sakit kepala. Kuputuskan untuk jalan-jalan sebentar untuk menyegarkan pikiranku.

Langkahku terhenti di depan sebuah toko permen dan cokelat. Nuansa pink cerah menghiasi toko tersebut, di pintu masuknya ada tulisan "Happy Valentine". Oh iya besok Valentine ya,pikirku. Namun bukan itu yang membuatku tertarik. Deretan warna-warni dan bentuk dari permen cokelat yang terpajang di etalase yang membuatku tertarik. Aku memang paling tidak tahan melihat benda-benda warna-warni yang lucu. Aku bergegas masuk ke dalam toko. Saking terburu-burunya, hampir saja kumenabrak dua anak kecil berpakaian lusuh yang sedang duduk di depan etalase toko tersebut.

Toko ini cukup ramai pengunjungnya. Segera kuambil keranjang belanja di meja samping kasir lalu dalam hitungan detik aku sudah berpindah dari satu rak ke rak lain. Mataku berbinar-binar melihat hamparan permen cokelat dan kue ini. Seperti Hans dan Gretel rasanya. Aku mengambil beberapa permen cokelat yang menurutku kelihatan enak. Makan cokelat pasti bisa menaikkan mood-ku yang sedang drop ini. Menurut beberapa artikel kesehatan dan jurnal penelitian yang pernah kubaca, dengan memakan beberapa potong cokelat setiap hari dapat memperbaiki respon metabolisme pada orang yang memiliki tingkat stres yang tinggi. Hal ini karena cokelat akan meningkatkan level zat-zat neurotransmitter ke otak yang akan memicu pengeluaran hormon-hormon pembuat rasa senang dan rileks seperti serotonin sehingga menimbulkan perasaan bahagia sesudah memakannya.

Setelah kurasa belanjaanku cukup, aku menuju antrian di kasir. Kulihat dua anak yang hampir kutabrak tadi kini juga ada di dalam toko. Si anak yang lebih besar sebelah tangannya memegang setumpuk koran dan tangan sebelahnya lagi menarik tangan anak yang lebih kecil.

"Jangan dek.. itu harganya mahal..kakak ga punya uang sebanyak itu.."

Dia berusaha membujuk. Namun adiknya malah makin merengek sambil menunjuk-nunjuk deretan rak permen-permen. Karena menimbulkan keributan, akhirnya mereka ditarik paksa keluar toko oleh satpam.

Aku terenyuh melihatnya. Kulihat isi keranjang belanjaku. Cukup banyak, rasanya tak mungkin akan kuhabiskan sendiri, dan sepertinya tadi aku juga mengambil permen yang diminta anak itu. Kuputuskan untuk memberikannya pada anak itu nanti. Sambil menunggu antrian pandanganku mencari-cari keluar toko. Takut kedua anak itu sudah pergi.

Keluar dari toko segera aku mencari-cari mereka. Ah, dua anak itu masih ada di luar. Si adik sudah berhenti menangis tapi matanya masih tak lepas memandangi etalase toko. Aku buru-buru menuju ke mini market yang tepat berada di samping toko permen itu. Kubeli dua buah tas kecil dan dua sikat gigi beserta pasta giginya. Kemudian permen cokelat yang tadi kubeli kumasukkan dalam tas itu.

"Halo adik manis..." Aku menyapa dua anak itu. Mereka terkejut melihatku dan menatapku heran.

"Ini, kakak ada hadiah untuk kalian.. diterima yah.."

Si kakak tampak ragu-ragu menerima pemberianku. Sementara adiknya dengan senang hati menerimanya. Matanya berbinar saat melihat isi tas kecil dariku.


"Permen cokelat yang aku mau!! Terima kasih kakak... kakak baik sekali.." si adik tampak gembira sekali. Aku tersenyum senang. Tetapi si kakak masih tampak ragu untuk membuka isi tasnya.

"Hei, kakak ikhlas kok.. Ga baik loh menolak pemberian orang.. Anggap saja itu hadiah dari Tuhan untuk kamu.." kataku pada si kakak. Akhirnya dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih berkali-kali sambil menangis padaku.

"Jangan lupa gosok gigi ya sehabis makan permen cokelatnya.." kataku sambil berpamitan untuk meninggalkan mereka.

Sepanjang jalan pulang aku bernyanyi kecil sambil mengulum permen cokelat. Hatiku terasa lega. Ternyata banyak cara untuk menjadi bahagia.. Salah satunya berbagi kebahagiaan dengan orang lain akan membuat hati kita bahagia juga. Indahnya berbagi..

Tentang cokelat dan serotonin dapat dibaca di dark chocolate and serotonin , chocolate and mood disorder , dark chocolate kurangi rasa cemasChocolate consumption in relation to blood pressure and risk of cardiovascular disease in German adults dan cokelat sebagai obat antistres

No comments:

Post a Comment

Leave your comment please.. thank you ;)